
ALAM PIKIRAN JUNANI I
Judul : Alam Pikiran Junani, Jilid I
Pengarang : Mohammad Hatta
Cetakan : Kedelapan
Penerbit : Tintamas
Kota Terbit : DJakarta
Tahun Terbit : 1966
Tebal : 54 Halaman
Identitas Buku : 180 MOH a
Ruang Baca/Galeri Bung Hatta
(Lantai 1 Layanan)
Buku jilid pertama memaparkan paham-paham filsafat sebelum Sokrates. Dimana filsafat Yunani lahir di daerah perantauan, kota Miletos di Asia Minor. Puncak kemakmuran terjadi pada abad ke-6 sebelum Isa. Di sanalah tempat kediaman filosof-filosof Grik, yaitu: Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Mereka disebut filosof alam, sebab tujuan filsafat mereka ialah memikirkan semesta alam. Bagaimana terjadinya alam, itulah yang menjadi persoalan bagi mereka. Ketiga-tiganya berpendapat bahwa ada yang asal yang menjadi pokok segalanya.
Tujuan pandangan filsafat sudah berubah, Herakleitos mendapat suatu dunia baru yang tidak diketahui oleh filosof-filosof alam. Yaitu dunia pikiran yang dinamainya logos. Logos artinya pikiran yang benar, yang menjadi dasar (norma) perbuatan manusia. Dari itu timbul “logika”. Begitu juga perbuatan akan dikuasai oleh akalnya (ratio).
Berbeda dengan filsafat Herakleitos, Filsafat Elea diajarkan pertama kali oleh Xenophanes. Dia mengajarkan, bahwa Tuhan itu satu yaitu Tuhan yang Esa yang menguasai seluruh alam. Xenophanes dipandang sebagai pembangun filsafat baru, tetapi filsafat Elea mendapat bentuknya dalam tangan Parmenides. Dia inilah yang menjadi mahagurunya.
Ajaran Parmenides, yang berpokok kepada yang Satu dan Tetap, bertentangan dengan ajaran Herakleitos. Dunia Herakleitos dinamis, dunia Parmenides statis. Ajaran Parmenides banyak yang tidak memuaskan bagi orang yang hidup di masanya. Sebab itu banyak orang yang membantahnya. Untuk menangkis serangan lawan-lawannya itu munculah Zeno dan Melissos murid-muridnya. Cara filosof-filosof Elea memaparkan soal dan dalilnya sangat baru di masa itu. Rupanya menimbulkan perlawanan yang hebat. Filsafat Elea mendorong pikiran ke jalan logika, yaitu menyusun jalan pikiran menurut hukum tertentu.
Sementara filsafat Pythagoras berdasar pada pandangan agama dan paham keagamaan. Suatu tarikat, atau disebut juga suatu aliran mistik bernama Orfisisme. Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan datang melalui pensucian ruh. Tetapi ajarannya pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya yang banyak. Sebab itu terjadi akhirnya perpecahan dalam dua cabang: aliran mistik keagamaan dan aliran ilmu.
Pada abad ke-5 SM filsafat alam timbul kembali. Guru-gurunya yang terutama ialah Empedokles, Anaxagoras, Leukippos dan Demokritos. Seperti juga dengan pendirian filsafat alam yang pertama, mereka mencari asal dari segalanya kepada benda. Menurut mereka bahwa substansi, barang yang asal, tidak berubah-ubah melainkan tetap. Tetapi bertentangan dengan paham Elea, mereka berpendapat bahwa barang yang asal itu tidak satu, melainkan banyak.
Tetapi para filosof berbeda pendapat tentang sifat kodrat. Empedokles dan Anaxagoras berpendapat, bahwa gerakan itu dikemudikan oleh kodrat dari luar. Sementara bagi Leukippos dan Demokritos berlaku kodrat yang ada di dalam benda itu sendiri. Segala yang terjadi tak lain dari benda, materi. Paham gerakan materi disebut materialisme. Ini pokok filsafat materialisme, yang kemudian sangat berpengaruh pada abad ke-18. Tampak pengaruh ajaran sofisme, yang mulai muncul di waktu itu. Sofisme meniadakan pengetahuan obyektif, yang sah buat umum. Aliran sofisme ini dipersoalkan dalam jilid yang kedua, sebagai pendahuluan kepada filsafat klasik. [Imas/Pustakawan PPBH]