Impact Stories
Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
menjadi ruang sinergitas kegiatan kemasyarakatan. Agar manfa’at dan dampaknya di masyarakat optimal, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat meningkat, perlu dilakukan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat/komunitas.
Community Empowerment
Pemberdayaan dimaknai sebagai sebuah intervensi yang merupakan suatu upaya untuk memperkuat sumberdaya dan partispasi masyarakat dalam meningkatkan kapasitasnya agar dapat menentukan sendiri masa depannya. Definisi pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan bertujuan untuk melakukan proses perubahan agar masyarakat memahami manfaat dan peranannya dalam program pembangunan, mampu merumuskan kebutuhan dengan potensi/sumberdaya yang dimiliki, mampu menentukan prioritas masalah yang akan dipecahkan sesuai dengan kebutuhan dan potensinya, serta mampu menyusun rencana kegiatan untuk menangani atau menyelesaikan masalah yang dihadapinya. (Narayan-2002)
Tommy Gusman
Profil:
Tommy Gusman,A.Md.KG seorang sarjana kesehatan yang menyukai dunia fashion khususnya sulaman. Ketertarikan dan penasaran nya membuat dia ingin terjun langsung untuk mendalami ilmu sulaman. Beliau memberanikan diri untuk membuka usaha walau masih bergabung dengan beberapa team, yang banyak membantu dalam mengembangkan usaha ini. Beliau bergerak pada sulam Mayang yang diajarkan langsung oleh penemu sulam Mayang sendiri yaitu ibu Netty Hirdiani. Bersama ibu Netty Hirdiani beliau belajar dan terus mengembangkan sulaman
yang ada di ranah Minang.
Dikarenakan begitu banyak saingan dan masih kurangnya ilmu yang beliau dapat, beliau sangat kewalahan dalam memasarkan produk yang dibuat, sehingga penjualan produk pun boleh dikatakan tidak ada.
Dengan adanya program layanan berbasis inklusi sosial berupa Workshop Pengembangan Seni Menyulam Tradisional ini, beliau dapat mengembangkan keterampilan dalam membuat sulaman. Pelatihan ini sangat berharga bagi beliau karena banyak ilmu yang belum diketahui dan bisa mengembangkan usaha
yang telah berjalan saat ini.
Workshop ini sangat bermanfaat, dari segi ilmu teknik pembuatan hiasan sulam hingga pewarnaan yang terus dikembangkan dan diterapkan hingga produk yang beliau buat bisa dicintai oleh semua kalangan dan banyak peminatnya. Ini merupakan suatu batu loncatan yang sangat baik selain bisa berimajinasi dan menuangkannya dalam hiasan pembuatan busana ini
Semoga UPT Perpustakaan Proklamator Bung Hatta dapat terus memberikan program yang terbaik (baik pelatihan maupun seminar) dalam memajukan UMKM, sehingga UMKM bisa bangkit dan ekonomi semakin membaik.



Yusnimar Nora
Profil:
“Efek sebuah motivasi dan penghargaan, membuat seseorang semakin semangat dan percaya diri. Makin kreatif dan inovatif, walaupun sebenarnya kurang mampu,” ucap Yusnimar Nora, S.Pd. Wanita kelahiran Batang Toru, Sumatra Utara, 50 tahun silam yang merupakan Guru TK Negeri Pembina Kota Bukittinggi.
Pada awalnya, beliau seorang yang tidak suka menulis, perasaan malu sering menghinggapi dirinya, malu jika tulisannya dilihat orang, apalagi dibaca. Ketertarikan dan penasaran terhadap dunia kepenulisan mulai muncul, saat Pandemi datang, kala itu pemerintah mewajibkan semua orang untuk tinggal dan bekerja di rumah. Sebagai seorang pengajar, tentunya beliau berpikir untuk bagaimana ia tetap beraktivitas, meski di tengah pandemi yang mengguncang dunia itu. Akhirnya beliau mulai memberanikan diri untuk menulis dengan mengikuti kelas menulis daring binaan Bapak Muhammad Subhan, penggiat literasi Kota Padang Panjang.
Kendati demikian, meski sudah belajar menulis, beliau masih belum percaya diri, awalnya ia hanya berani mengirimkan tulisan pada teman secara pribadi. Tak disangka, tulisannya itu mendapatkan tanggapan positif dari teman-temannya. Beliau mulai percaya diri dengan mengirim tulisan di grup WhatsApp. Mulai suka meng-update status di medsos, yang berisikan tulisan-tulisan karyanya. Kemudian, ia meminta dan menerima kritikan dengan senang hati. Namun, beliau masih belum yakin akan kemampuannya, bahkan ketika beliau ditawari untuk menulis sebuah buku karya bersama atau antologi, sempat ditolaknya. Dikarenakan, beliau menganggap bahwa jam terbangnya masih minim tentang dunia tulis-menulis, yang masih seumur jagung. Selain itu, masih kurangnya ilmu yang beliau dapat dirasa masih kurang cukup untuk dikatakan sebagai seorang penulis.
Dengan adanya program layanan berbasis inklusi sosial berupa Workshop Karya Tulis Tentang Bung Hatta ini, beliau mendapatkan pembekalan tentang kemampuan menulis. Tidak hanya ilmu yang didapat, pelatihan ini sangat berharga bagi beliau, karena semakin banyak belajar semakin banyak kekurangan yang ingin terus beliau gali. Workshop ini sangat bermanfaat untuk menumbuhkan budaya literasi masyarakat, sekaligus mendekatkan generasi muda pada sosok Bung Hatta.
Kini beliau semakin percaya diri untuk mengembangkan kemampuannya dalam tulis-menulis. Dari yang tidak terbiasa menulis, kini beliau mulai rutin mengirimkan tulisan—tidak hanya untuk medsos, berbagai tawaran menulis beliau terima, dan beberapa ajang lomba menulis dikutinya. Lolos kurasi, membuat beliau semakin percaya diri dan ikut bergabung dalam Pemred MediaGuru. Ini suatu batu loncatan yang sangat baik untuk dirinya dapat menghasilkan karya berbentuk tulisan yang bernilai ekonomis dan menjadikannya sebagai peluang usaha. Kiprahnya, sebagai guru biasa beralih menjadi Ketua Gerakan Literasi TK Negeri Pembina adalah berkat gerakan literasi dalam dirinya. Di tangannya, pena menggema menumbuhkan semangat untuk menciptakan budaya literasi, tidak hanya untuk anak didiknya, teman-teman se-profesinya, melainkan masyarakat di sekitarnya.


Groups
View groups and posts below.